102 Kader LKNU Ponorogo Hadir Bantu Penanganan ODS

Dutanusantarafm-Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) kabupaten Ponorogo ikut hadir dalam membantu penanganan orang dengan skizofrenia (ODS). LKNU ponorogo telah memiliki 102 kader untuk membantu penanganan ODS di Kabupaten Ponorogo yang saat ini dipusatkan di tiga kecamatan.
Koordinator LKNU Ponorogo Tajib menjelaskan saat inj masih ada ratusan penyandang ODS di Kabupaten Ponorogo. LKNU Ponorogo melalui program “Community Health Empowerment for Early-Detecting and Reintegrating of Schizophrenia” (CHEERS) melakukan pendampingan penanganan ODS tiga kecamatan di Kabupaten Ponorogo.
“tiga kecamatan itu yaitu kecamatan Babadan, Jenangan dan Ponorogo”sebutnya.
Sebanyak 102 kader LKNU Ponorogo terlibat aktif dalam penanganan ODS di tiga kecamatan tersebut. Rata-rata setiap kader membantu tiga ODS dimasing-masing desanya. Tugas kader salah satunya adalah agar mereka yang mengalami gangguan jiwa berat tersebut tidak putus obat.
“Ketergantungan ODS dengan obat cukup tinggi, karena itu jika belum dinyatakan pulih kejiwaanya minum obat tidak boleh berhenti” ungkapnya.
Tajib dalam acara talkshow di Radio Duta Nusantara pada Sabtu (16/10/2021) dengan topik Peran LKNU dalam Penanganan ODS di Ponorogo menyampaikan Kader LKNU juga mempunyai tugas memberikan sosialisasi kepada keluarga, masyarakat lingkungan sekitar. Menurut Tajib stigma terhadap ODS harus dihilangkan melalui kerjasama semua pihak. Yaitu Keluarga, tetangga sekitar, tokoh masyarakat, tokoh agama, Dinas Kesehatan dan terkait lain.
LKNU Ponorogo tidak hanya fokus pada penanganan penyembuhan tetapi juga bantuan pengurusan Kartu Indonesia Sehat (KIS). Mengingat pengobatan ODS harus berkelanjutan, tentu akan memerlukan biaya tidak sedikit. Karena itu jika sudah punya KIS maka keluarga penderita tidak semakin terbebani ekonominya.
“Untuk yang belum tercover KIS, kita bantu mengurusnya” imbuh Tajib.
Sementara itu selain pendekatan keluarga, masyarakat LKNU Ponorogo juga menggandeng tokoh agama dalam penanganan ODS. Tajib menuturkan banyak kasus ODS yang dijumpai dimasyarakat karena saat itu kondisi iman yang bersangkutan sedang rapuh. Dalam kondisi ini maka tokoh agama mempunyai peran penting dalam penyembuhan penderita ODS.
Penanganan terhadap penderita ODS sendiri tidak cukup sampai dinyatakan sembuh. Menurut Tajib yang tidak kalah penting ketika yang bersangkutan sudah sembuh maka harus diberikan kesempatan untuk berkarya, bekerja, termasuk berpartisipasi di lingkungan tempat tinggalnya. Karena itu dalam proses ini pendampingan masih diperlukan terhadap mereka yang sebelumnya dinyakatan menderita ODS.
“Sembuh saja tidak cukup, tetapi hak-haknya juga harus dipenuhi” tambahnya.
Sementara itu Perawat kesehatan Jiwa Puskesmas Jenangan Sulin mengatakan pendampingan yang dilakukan LKNU dalam program ini sangat membantu pemerintah daerah. Meskipun RSUD sudah ada fasilitas untuk merawat ODS namun pendampingan sangat diperlukan. Menurutnya kalau hanya diserahkan keluarga saja tidak akan efektif, karena itu keterlibatan warga linkungan sekitar akan sangat membantu proses penyembuhan penyandang ODS.
Sulin menambahkan banyak kasus pengobatan terhadap ODS putus ditengah jalan. Hal itu berakibat penyembuhan terhadap penyandang ODS terkendala. Kasus lain keluarga menganggap ODS tidak bisa disembuhkan,sehingga membuatnya putus asa. Karena itu mereka yang sudah mendapat masalah itu jangan ditambah lagi masalahnya. Beban berat dari keluarga menjadi tanggung jawab bersama utamanya yang tinggal disekitarnya.
“Mereka bisa disembuhkan, Karena itu mereka jangan dipasung baik jiwa maupun fisik” tukasnya. (de)